Mungkin enggak banyak dari kalian yang tahu kalau aku suka banget nonton anime. Bahkan kalau di Spotify Wrap, genre Jpop itu enggak pernah absen dari top genre of the year yang aku dengarkan. There's just something about Japanese entertainment yang menarik banget, mulai dari film mereka—talking about Alive In Borderland, duh—anime, lagu-lagu, sampai tentunya skincare!
Aku yakin kalian semua udah pada familiar sama brand Jepang satu ini yang paling dikenal karena produk-produk sunscreen-nya. Enggak heran sih, karena nama Anessa sendiri diambil dari bahasa Jepang yang artinya "hot sand", yang bikin brand ini punya filosofi buat membuat kulit kita tetap cantik meski di bawah sinar matahari.
Nah, di sini aku yakin kalian juga enggak asing sama karakter warna biru kesayangan kita semua, Doraemon si kucing robot dari masa depan yang sukses nemenin masa kecil kita. Sampai-sampai pas di film Stand By Me, siapa sih yang enggak netesin air mata pas Doraemon pergi??? Berhubung aku juga bucin sunscreen dan suka banget Doraemon, aku penasaran nih buat cobain sunscreen hasil collab Anessa dan Doraemon. Yuk, simak review-nya!
Aslinya produk ini bernama Perfect UV Skincare Milk, cuma untuk collab dengan Doraemon mereka ubah packaging luarnya jadi bergambar Doraemon. Sunscreen ini punya SPF50 + yang cocok banget buat kamu yang punya banyak aktivitas di luar ruangan (tapi tentunya tetap wajib pakai pelindung lainnya dari sinar matahari ya!). Berikut beberapa klaim dari Anessa Perfect UV Skincare Milk:
- Perlindungan terhadap partikel terkecil
- Dilengkapi 50% Skincare Ingredients dengan Anti-wrinkle Formula
- Melembapkan kulit dengan kandungan Collagen dan Hyaluronic Acid
- Friction-resistant & Mask Stuffiness Resistant
- Dapat digunakan sebagai primer Make-up
- Formula ringan dan tidak lengket
- Colorant free / Non-comedogenic / Dermatology-tested
Dari klaimnya cukup menjanjikan banget ya. Salah satu hal penting dalam sunscreen yang selalu aku butuhkan adalah teksturnya yang enggak boleh bikin kulit kerasa berat, tapi bisa cukup melembabkan. Kalian pasti tahu kan rasanya nyari suncreen yang cocok di kulit kayak nyari jodoh alias susah banget! Padahal sunscreen itu pemakaiannya enggak boleh diirit, dan sebisa mungkin reapply biar proteksinya tetap oke. Jadi kalau sunscreen yang kita pakai enggak bikin nyaman di kulit, it's a big no!
BACA JUGA: Clinelle UV Defense SPF 50 PA+++ Review
Untuk cara pakainya sendiri cukup mudah ya, tinggal dikocok aja sebelum kita keluarkan produknya—btw mulut botolnya berbentuk corong, jadi memudahkan banget buat nakar seberapa banyak produk yang mau kita pakai biar enggak bleber kemana-mana, love it! Teksturnya sendiri cair banget, warnanya putih pekat, persis kayak susu. Enggak heran namanya UV Skincare Milk hehe. Untuk baunya sendiri khas sunscreen pada umumnya, enggak menyengat yang sampai menusuk hidung.
Dia mudah diratakan, enggak butuh waktu lama buat pakai sesuai takaran. Enggak menggumpal juga kalau dipakai sendiri, tapi aku notice kalau misal kalian punya kulit yang rentan dehidrasi, menurutku sunscreen ini bikin kulit berasa agak kering. Jadinya kalau skin prep sebelum pakai sunscreen ini kurang bisa ngasih hidrasi dan ngunci, begitu dilayer sama makeup jadinya akan pilling alias menggumpal. Biasanya aku suka skip moisturizer kalau di pagi hari karena sunscreen aja udah cukup melembabkan. Tapi kalau sama Anessa ini aku tetap harus pakai pelembab, cuma cari yang memang ringan dan enggak bikin terlalu berat.
Berikut perbandingan kulitku dengan dan tanpa sunscree Anessa. Kalau di kamera sih enggak kelihatan ya, tapi kalau di bawah lighting tertentu, apalagi ketika udah pakai makeup, mukaku jadi suka kelihatan abu-abu entah kenapa. Kalau enggak diratakan dengan baik juga di kulit kelihatan abu-abu, jadi pastikan kalian benar-benar blend sunscreen-nya ya, jangan buru-buru. Oh dan satu lagi yang perlu diingat, sunscreen ini enggak bikin kusam ya guys!
Overall, it's a pretty good product. Kenyamanan tetap jadi yang nomor satu kalau urusan sunscreen dan menurutku sunscreen Anessa Perfect UV Skincare Milk ini cukup nyaman. Aku juga merasa lebih "terproteksi" karena SPF-nya yang tinggi karena kebetulan aku cukup banyak menghabiskan waktu di luar ruangan.
Kalau kalian gimana, udah pernah coba sunscreen dari Anessa belum?
Sebagai orang yang kerja di bidang media, aku jadi sering banget ketemu sama banyak klien buat bahas partnership, bahkan enggak jarang juga harus berhadapan sama narasumber acara. Jadinya kalau misalnya enggak pakai parfum sehari aja itu udah mustahil banget deh! Apalagi kerjaanku bikin aku harus bisa bergerak mobile dari satu tempat ke tempat lainnya.
Aku sendiri termasuk orang yang gampang banget keringetan. Apalagi kemana-mana aku mostly jalan kaki. Dari rumah ke stasiun, dari stasiun ke kantor, dari kantor lanjut entah ke mana lagi. Dan untuk bisa mengikuti ritme kerjaku yang kayak gitu aku butuh banget parfum tahan banting yang enggak gampang hilang, plus wanginya harus cocok dong kaannn.
Here comes Teratu Perfume! Beberapa minggu lalu aku sempat dikirimkan sama teman-teman baik hati dari Teratu untuk cobain parfum mereka. First and foremost, aku baru tahu kalau Teratu punya produk parfum, jadi aku kaget dong pas mereka nawarin aku untuk cobain. I immediately said yes karena penasaran banget mau cobain parfum dari brand lokal. Yuk, lanjut baca buat tahu my impression on them!
BACA JUGA: Miniso Perfume Champagne Life Review
Jadi buat yang belum tahu, Teratu ini punya 8 pilihan parfum yang bisa kamu sesuaikan sama mood dan personality kamu. Kebetulan di sini aku punya 3: White, H.E.R.S, dan Vintage Rose. Dari segi packagingnya cukup simple ya, bagian badannya bening jadi bisa kelihatan isinya langsung, bagian tutup parfumnya pakai warna silver, and that's it. Menurutku pribadi yang bucin packaging, desainnya termasuk yang biasa aja, nothing wow banget, but it serves its purpose. Cuma nih ya intermezzo dikit, waktu datang nih aku sempat deg-degan kalau parfum si H.E.R.S ini jadi rusak karena warnanya kuning sendiri haha.
Menurut kalian gimana gengs soal packaging Teratu ini?
Parfum pertama yang akan kubahas adalah si Vintage Rose. Dari klaimnya parfum ini bisa dipakai enggak cuma cewek aja tapi cowok juga. Dan aku setuju karena warnanya menurutku deep banget gitu lho, ngerti enggak? Bukan yang manis atau light, tapi kayak ada hint musky-nya gitu.
- Top notes: Baie rose, raspberry, red rose
- Middle notes: Roses, cambodia blossom, Raspberry blossom, jasmine
- Base notes: Patchoulli, amber, sandalwood, paper reed, white musk
Aku pribadi kurang suka sama wangi yang Vintage Rose ini karena aku lebih masuk sama wangi-wangian manis. Tapiiii pacarku suka banget, dia bahkan selalu pakai Vintage Rose kalau di rumah hahah. Jadi benar ya apa yang diklaim Teratu kalau parfum ini cocok juga buat cowok. But for me personally, terlalu strong dan like I said, aku prefer wangi yang manis kayak gula atau madu hehe. Wanginya sih mengingatkan aku sama old lady vibe?
Lanjut ke parfum kedua, H.E.R.S, dan langsung aku spill aja lah ya kalau ini favoritku dari 3 parfum Teratu yang aku cobain! Kadang aku masih suka heran ya sama diri sendiri bahkan sebelum lihat notes-notes-an parfumnya, badan ini tuh tahu aja mana wangi yang emang disukain sama enggak. Karena ternyata pas kulihat di base notes H.E.R.S tuh ada vanilla which is my favorite scent!
- Top notes: Apple, bergamot, peach, blackcurrant, mandarin orang
- Middle notes: Freesia, lily, jasmine, gardenia, magnolia
- Base notes: Sandalwood, patchouli, amber, musk, vanilla
Dari ketiga parfum yang udah kucoba, ini yang wanginya paling aku banget! Very soft, very light, enggak nusuk hidung, benar-benar segar banget buat dipakai sehari-hari. Bahkan saking sukanya juga di rumah aku pakai karena wanginya nagih, bikin mood jadi enak. Manisnya sih enggak terlalu ketara ya menurutku, dia masih lebih condong ke kayak wangi fresh linen gitu, kayak baju abis dilaundry, but with a hint of sweetness.
Aaaand last but not least, White! Ini dari wanginya aja langsung bikin aku throwback waktu jalan-jalan ke Sarangan dan harus lewatin hutan yang dingin di antara pohon-pohon pinus tinggi. Wanginya kayu banget, dan menurutku ini bakal cocok sama cowok kebanyakan sih. Wanginya ngasih vibe yang maskulin tapi enggak nusuk hidung.
- Top notes: Bergamot, pink pepper, aldehydes, fig
- Middle notes: Rose, ylang-ylang, lavender, iris, violet, geranium, carnation, hyacinth, orchid
- Base notes: Patchouli, sandalwood, vetiver, vanilla, cashmeran, oakmoss, tonka bean
Sejujurnya aku belum sering pakai White (karena way too obsessed sama si H.E.R.S, pardon me hihi), tapi kalau yang H.E.R.S udah abis aku kayaknya bakal lanjut pakai White karena wanginya masih masuk di aku.
Semua parfum di atas diklaim punya ketahanan kurang lebih 5 jam sebelum aplikasi berikutnya. Dari sepengalamanku sih biasanya aku apply di jam 8 pagi, jam 1 siang udah mulai agak ngilang memang jadi klaimnya cukup akurat ya. It breaks down nicely kalau kena keringat, dan yang paling penting adalah parfumnya enggak bikin kulitku jadi merah-merah, yay!
Untuk parfum ukuran 60ml ini bisa kamu beli di harga Rp99.000, dan ada juga versi kecilnya di 5ml dengan harga Rp15.000. Ramah banget di kantong kan?
Buat yang mau cek katalog lengkap parfum Teratu bisa langsung aja cek Instagram mereka di @teratubeauty. Dan buat yang mau langsung check out bisa cusss meluncur ke Shopee mereka!
Ngomongin soal moisturizer enggak pernah ada habisnya. Dari yang cuma sekedar melembabkan sampai bisa bantu mengatasi masalah kulit kayak mencerahkan noda hitam, yang mengandung retinol biar menyamarkan garis halus, yang mengandung UV, ada juga yang ngasih efek tone up biar bisa kita pakai pas lagi no makeup-makeup day.
Kalau aku pribadi sih enggak neko-neko ya, yang namanya moisturizer udah bisa bantu mengunci hidrasi aja juga aku udah happy. Untuk efek lainnya misal butuh yang bisa mencerahkan noda hitam, biarlah itu jadi tugas serumku aja hehe. Nah tapiii, beberapa waktu lalu aku sempat dikirim sama brand Yves Rocher salah satu produk mereka yaitu Yves Rocher Camomille Moisturizer.
BACA JUGA: Dorskin Matcha Glow Dream Mask Review
Jadi kalau di webnya sih tulisannya dia cocok buat kulit yang sensitif sesuai dengan namanya. Kulitku sendiri sih enggak termasuk yang sensitif ya, walaupun beberapa produk skincare suka bikin kulit jadi berasa kayak panas atau gatal gitu tapi menurutku enggak sampai bikin jadi sampai merah-merah atau ngasih efek yang visual gitu.
Intinya sih produk ini diklaim bagus buat kalian yang kulitnya gampang merah-merah karena kebakar, misal karena kena sinar matahari, atau yang memang dari sananya mukanya gampang timbul kemerahan. Kan memang sulit ya cari produk yang cocok sama kulit sensitif. Enggak cocok dikit langsung kelihatan soalnya.
Moisturizer ini mengandung glycerin dan untuk kandungan camomille-nya sendiri ada di urutan ke-4. Dia udah silicone free, alcohol free, fragrance free, dan mineral oil free. Benar-benar bebas dari hal-hal yang enggak cocok buat kalian pemilik kulit sensitif.
Buat teksturnya sendiri tuh enak banget di kulit. Termasuk tekstur moisturizer yang aku suka karena bisa bantu melembabkan kulit tapi enggak bikin kulit jadi lebih sumuk ataupun berasa berat. Setelahnya juga kulit berasa halus dan plump banget. Dia bisa dipakai mau pagi ataupun malam, jadi kalian enggak perlu bingung karena di dalamnya enggak ada ingredients yang cuma bisa dipakai malam hari doang.
Terus gimana efeknya? Sebetulnya sih enggak terlalu kelihatan efeknya di aku karena aku sendiri enggak punya kulit sensitif. Tapi sejauh ini dia does its job properly as a moisturizer. Pertanyaannya, apakah aku bakal repurchase produk ini ke depannya? Mungkin, tergantung kebutuhan kulitku aja. Cuma karena kulitku enggak terlalu neko-neko jadinya sih mungkin aku bakal prefer produk lain yang lebih murah. Tapi kalau kalian pemilik kulit sensitif dan selama ini susah dapat moisturizer yang cocok buat kulit kalian, this one is worth to try!
Waktu aku masih di Jogja, ada salah satu beauty reviewer yang sering aku jadiin panutan dalam hal makeup karena kebetulan kulit kami sama-sama sawo matang dan berminyak, jadi bisa lebih dijadiin patokan gitu kan. Nah terus temanku ini sempat review soal Mizzu Airlight Loose Powder yang katanya tuh benar-benar bisa membasi minyak di muka buat kita pemilik kulit kilang minyak dan suka bikin makeup jadi kurang awet karena minyak berlebih itu.
Sebetulnya sih aku enggak terlalu punya pengalaman bagus sama bedak yang punya klaim bisa mengontrol minyak berlebih di muka karena dulu pas pakai Innisfree Zero Sebum justru mukaku jadi kering parah dan bertekstur, enggak oke banget dilihat! Makanya aku prefer kurangin minyak di muka pakai semaca face paper aja. Tapi yaaa namanya manusia boleh berharap ya wkwkwk. Yuk, baca terus review-nya buat tahu produk ini beneran cocok apa engga!
Untuk ukuran bedak lokal, dia enggak mahal sih. Harganya sekitar seratus ribuan buat isi 20g. Meskipun kelihatannya kecil, tapi sebenarnya ada pasnya juga ukuran segini, nanti kalian bakal tahu kenapa. Abaikan aja ya guys tanggal expired yang udah lewat karena memang review-nya baru ditulis sekarang tapi aslinya ini bedak udah kucobain dari lama banget.
Biasanya sih kalau cari loose powder gitu aku enggak banyak neko-neko ya, yang penting dia bisa bikin makeup jadi lebih kelihatan nyatu aja dan sebisa mungkin sih enggak transfer. Lebih bagus lagi kalau bisa nahan minyak di mukaku yang udah kayak kilang minyak ini. Nah tapiii yang aku kurang suka dari powder itu juga terkadang mereka bisa bikin kulit jadi kering dan malah makin kelihatan teksturnya. Makanya penting buat pilih bedak yang halus.
Bisa kalian lihat kan di sini gimana mattifying-nya efek bedak ini. Itu cuma pakai sedikit banget lho, tapi bisa sampai matte banget tampilan mukaku. While it probably sounds great, tapi sejujurnya bedak ini berasa terlalu kering di kulitku. Aneh ya, padahal aku berminyak banget, harusnya bagus kalau dia bisa bantu mattifying makeup look aku. Tapi memang enggak bisa dipungkiri justru rasanya kurang nyaman complexion base-ku ketika diset pakai Mizzu Airlight Loose Powder. Sayang banget ya, padahal kalau semisal dia bisa pas gitu enggak terlalu kering tapi mattifying effect-nya bagus, mungkin bisa jadi my new favorite loose powder.
Kalau ngomongin soal bodycare, sejujurnya aku bukan termasuk orang yang high maintenance. Aku cuma pakai sabun, kadang ditambah pakai scrub pas waktu mandi, terus dilanjut pakai body lotion setelahnya. It's pretty simple, right? Dulu sempat sih ada di masa super niat dengan campurin face oil ke body lotion biar efek melembabkannya lebih dapat, apalagi karena aku juga jarang pakai face oil kan, jadinya biar enggak kebuang sia-sia ya aku campur aja ke body lotion. Pernah juga diniatin tiap habis mendi meski enggak kemana-mana tetap pakai parfum. Katanya bisa bantu naikin mood haha. Tapi kebiasaan itu enggak bertahan lama. Memang kalau udah pada dasarnya mageran ya mageran aja, Dyn!
Anyway, di review kali ini aku lagi-lagi mau kelarin draft postingan yang udah luamaaaa banget ngendon enggak dipost-post. Kalian pasti udah enggak asing ya sama brand St. Ives. Brand ini jadi salah satu brand yang aku pakai di awal-awal aku explore skincare karena dia terkenal banget kan sama face scrub-nya. Nah, kali ini aku mau nge-review sabun badan mereka nih!
BACA JUGA: Kojiesan Skin Lightening Soap Review
Waktu lihat produk ini di Watson aku langsung tertarik karena dia udah mengandung scrub di dalamnya. Sebagai manusia mageran yang maunya serba cepat, tentu ini kelihatan menggoda wkwk. Jadi ya udah aku cobalah siapa tahu cocok gitu kan. Tapiii ternyata sabun badan yang di dalamnya udah ada scrub-nya bikin kulit jadi jauh lebih kering. Rasanya malah rada perih gitu lho setelah mandi pas badan udah dikeringin. Rasanya malah kayak mau nyiram badan pakai hydrating toner setelahnya :") Mungkin emang kurang cocok aja ya sama kulit badanku produk-produk kayak gini. Next time kayaknya aku bakal pilih sabun yang lebih hydrating aja.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons